Oleh : Ade Irawan (Ketua LPBI NU Kabupaten Bogor)
Hampir setiap hari kita disuguhkan dengan informasi kekerasan (bullying) pada anak-anak, orangtua pada anak, anak pada orangtua, guru terhadap siswa ataupun sebaliknya siswa terhadap guru dan itu kerap terjadi dilingkungan sekitar kita baik di lingkungan Masyarakat, lingkungan pendidikan bahkan dialam terbuka. Bagi Sebagian besar diri kita tentu mendengar informasi ini terbilang miris mengapa tidak, bukankah Allah sudah memberikan kelengkapan dalam diri manusia, apakah akal itu kita hilang, ataukan hati Nurani yang kini mulai hilang?, tentu jawabannya tidak semudah membalikan telapak tangan.
Namun, Allah sudah mengisyaratkan dalam Surat Al Hud ayat (101) : “Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka”.
Konteks ayat tersebut tentu tidak dilihat secara kasat mata, Allah memberikan I’tibar kepada manusia bahwa manusialah yang lalai dalam mengelola diri sendiri sehingga mereka membuat aniaya terhadap diri sendiri dan orang lain. Konsep ini menjadi jelas, oleh karenanya perlu disadari Kembali mengenai konsep sinergi antara kehidupan manusia dengan alam sekitarnya sehingga mampu menumbukan harmonisasi demi berkurangnya tidak kekerasan terhadap sesama.
Saatnya Kembali Ke Alam
Mengenai konsep ini, penulis memiliki pemikiran bahwa sudah saatnya pola Pendidikan Kembali diarahkan pada Pendidikan alam terbuka dimana generasi mud akita utamanya usia sekolah mulai Kembali diperkenalkan Pendidikan lingkungan secara kontinyu sehingga nilai-nilai dasar akan pentingnya alam yang Allah titipkan bisa diartikulasikan dalam setiap jiwa sedini mungkin sehingga nilai kerusakan terhadap sesame dan alam lingkungannya bisa terkikis sedini mungkin, karena pada dasarnya manusia adalah perusak.
Sebagaimana Firman Allah SWT, ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah (allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.( Al- A’raf :56).
Dengan ayat tersebut jelas larangan kita penghuni alam ini berbuat kerusakan di muka bumi ini karena Allah sudah menganugrahkan seluruh isinya untuk ummat manusia dalam rangka berlomba-lomba menjadi insan yang dekat dengan Allah.
Memperbaiki Lingkungan
Kita Sebagai Umat Islam hendaknya menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian dan keserasian Lingkungan, sebab dalam berbagai ayat Al-Quran telah melarang umat Islam merusak ekosistemnya atau lingkungan hidupnya. Jika hal ini kita langgar, kita tidak saja melakukan dosa besar, tetapi kita juga akan menyengsarakan masyarakat banyak (Publik) yang harus menerima social cost akibat ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dikaitkan dengan hal ini Allah SWT berfirman “Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang telah membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan seorang manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampui batas dalam berbuat kerusakan-kerusakan di muka bumi.” ( Al-Ma’idah : 32 ).
Pentingnya pendidikan lingkungan hidup
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pendidikan lingkungan hidup sangat penting untuk pendidikan anak :
1. Pengenalan Masalah Lingkungan Global
Pengenalan masalah lingkungan global dapat mengajarkan anak-anak tentang masalah lingkungan dunia seperti polusi, perubahan iklim, dan deforestasi. Meskipun anak-anak pada usia ini mungkin belum sepenuhnya memahami seluk beluk masalah ini, mendapatkan pemahaman awal tentangnya dapat membantu mereka menjadi sadar akan kesulitan yang dihadapi lingkungan mereka dan mendorong mereka untuk berkontribusi untuk melestarikannya.
2. Pembelajaran Melalui Pengalaman Langsung
Pengalaman langsung membuat belajar lebih mudah bagi anak-anak usia dini. Pembelajaran melalui pengalaman langsung dapat membantu melakukan hal-hal di luar ruangan, seperti berkebun, berjalan-jalan di alam, atau mengunjungi kebun binatang, sehingga mereka dapat melihat langsung makhluk hidup di sekitar mereka dan lingkungan mereka.
3. Pemahaman tentang Keanekaragaman Hayati
Pendidikan Lingkungan Hidup membantu anak-anak mengenali dan menghargai keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan mereka, termasuk berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Ini membantu mereka mengembangkan cinta terhadap alam dan makhluk hidup lainnya.
4. Pembentukan Sikap Peduli terhadap Lingkungan
Dengan bantuan Pendidikan Lingkungan Hidup, anak-anak akan belajar tentang tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan bagaimana mereka dapat melindungi alam dengan melakukan hal-hal sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai atau menghemat air.
5. Pembentukan Kebiasaan Hidup Berkelanjutan
Pendidikan ini juga dapat membantu anak usia dini mengembangkan kebiasaan hidup yang berkelanjutan. Ketika anak-anak dididik untuk menghemat sumber daya, menjaga lingkungan bersih, dan berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian, kebiasaan ini dapat melekat pada pikiran dan perilaku mereka sepanjang hidup mereka.
6. Peningkatan Kualitas Kehidupan
Pendidikan lingkungan hidup dapat membantu anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan dalam jangka panjang. Dengan menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungan, kita berharap akan melihat perubahan positif dalam cara masyarakat melihat dan bertindak terhadap lingkungan dan alam.
7. Kesadaran Awal tentang Lingkungan
Pendidikan lingkungan hidup sejak usia dini membantu anak-anak memahami pentingnya menjaga keindahan alam dan makhluk hidup yang ada di sekitar mereka.
Pendidikan lingkungan hidup pada anak usia dini dapat membantu membentuk generasi yang memiliki hubungan yang lebih harmonis dan berkelanjutan dengan alam serta siap untuk menghadapi tantangan lingkungan yang kompleks di masa depan.
Dari uraian diatas, penulis hanya ingin mengajak agar kita bisa Kembali menyatu dengan alam terutama bagaimana generasi selanjutnya bis akita masifkan mengenal alam yang sesungguhnya begitu indah. sebagaimana harmoni yang kita dambakan, yaitu bumi yang asri dengan berbagai aspek lingkungan kehidupan yang harmoni yang jauh dari unsur kekerasan terhadap sesame manusia, jauh dari kerusakan lingkungan dan manusinya memiliki jiwa rasa berterima kasih kepada sang peciptanya. Maka dari itu, sudah saatnya kita ajarkan anak-anak kita Kembali kea lam dengan menerapkan konsep habbluminallah, Hablumninnanas dan hablumnimalalam. (*)