Fenomena Overdosis Bercanda

Oleh : Muhammad Sobarudin

Fenomena masa kini, yang banyak diproduksi dan juga dikonsumsi ini menjadi topik yang menarik untuk dibahas, karena kelebihan unsur candaan itu bisa sangat berpengaruh terhadap situasi dan perasaan seseorang. Misalkan ada ucapan seseorang kepada temannya, “Kenapa lu gak gak makan, gak ada duit ya?” meskipun diakhiri dengan kalimat “bencandaaa…” bisa menjadi sebuah kalimat yang menyakitkan untuk sang penerima karena ternyata dia benar-benar tidak punya uang dan menutupi ketidakpunyaannya itu. Apalagi makin kesini, banyak sekali yang menormalisasi fenomena ini dengan kata “Baperan amat ”.

Sebetulnya Guyon itu boleh dan bahkan perlu untuk menjadi Katarsis atau semacam penyucian diri dari keresahan, tapi harus ada batasnya. Dalam Al-Quran pun banyak sekali cerita tentang tertawa, contohnya seperti Nabi Sulaiman yang tertawa Ketika mendengar semut berteriak kepada anak buahnya agar minggir karena takut terlindas pasukan Nabi sulaiman yang hendak lewat. Ada kutipan juga dalam buku yang berjudul Menjadi Manusia Menjadi Hamba, karyanya Dr. Fahruddin Faiz, “Dalam Islam, tertawa itu boleh, malah dianjurkan agar hati manusia tidak mati. Hanya saja, mesti hati-hati, sebab overdosis tertawa juga bisa mengeraskan hati.” Salah satu contoh kerasnya hati adalah Ketika menertawakan orang yang sedang hanyut disungai atau orang yang sedang terkena musibah.

Melebih-lebihkan cerita pribadi untuk bahan candaan pun dalam islam tidak diperbolehkan. Ada hadis Riwayat Abu Daud, dari Bahz bin Hakim, Rasulullah bersabda: “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa. Celakalah ia, celakalah ia.”. dan menurut Plato pun, tertawa terlalu berlebihan bisa menjadikan seseorang tidak manusiawi, bisa membuat seseorang tidak peka dengan yang lain.

Dan ada hadis Riwayat Abu Daud lagi, dari Muhammad bin Utsman, Rasulullah bersabda: “Aku akan menjamin rumah di tepi surga bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan meskipun benar. Aku juga menjamin rumah di tengah surga bagi seseorang yang meninggalkan kedustaan meskipun bersifat gurau, Dan aku juga menjamin rumah di surga yang paling tinggi bagi seseorang yang berakhlak baik.”

Jadi intinya bercanda itu boleh asalkan tau batas dan jangan sampai melakukan kebohongan hanya untuk menjadikan sebuah kelucuan.

bercandaberguraufenomena overdosis bercandahadis nabi tentang tertawahadis riwayat abu daudjangan berbohongmuhammad sobarudinopinisobar
Comments (0)
Add Comment