Ikhlaskan Hati Jika Anak Ingin Pesantren

Oleh :

H. Ade Irawan ( founder Hai Institute )

Usai menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar, Cetta Khanza Rafany (12) kami tanya apakah akan melanjutkan ke sekolah negeri, madrasah atau pesantrenn awabannya, ingin ke pesantren. sambal menyelesaikan beberapa ujian di kelas VI dan Ketika selesai proses pembelajaran dan ujian di SDIT BBS Kota Bogor, kami pun tanya Kembali mau sekolah atau mondok, dan jawaban yang diberikan tetap sama yaitu ingin pesantren. tentu, kami sebagai orangtua ada rasa bangga, tak percaya, galau, haru apakah ini benar-benar pilihannya?…

Sembari mencari beberapa Pesantren yang memang sesuai keinginan sang anak, beberapa Ponpes pun kami survei baik di Bogor maupun sekitaran Bogor, dan seperti biasa kami selalu bertanya, KK yang menentukan, kalau cocok kami ikut kalau tidak ya kami gak maksa KK.

Setelah beberapa Pesantren kami kunjungi, akhirnya yang terakhir kami kunjungi Pondok Pesantren As-Sa’idah Kampung Selawi Desa Caringin Kulon Kec Caringin Kabupaten Sukabumi. Ketika, tiba dan melihat-lihat suasana Pondok anak lebih banyak tersenyum. Seperti biasa, bagaimana ponpes ini, jawabannya dengan semangat sudah yah, KK mau mondok disini saja, pertanyaan pun kami ajukan sebanyak 3 kali, dan alhamdulillah kalua sudah mantap mondok di sini mah. Akhirnya administrasi kami selesaikan, dan menunggu hingga 2 minggu kedepan, Ketika itu kira2 awal Juli 2021 dan rencananya masuk santri 11 juli 2021.

Namun, suasan pandemic covid-19 belum menentu adanya PPKM darurat membuat proses kedatangan santri diundur hingga tanggal 25 Juli 2021, dan ternyata ada perubahan PPKM darurat menjadi PPKM level 4, akhirnya skema kedatangan santri pun dijadwal perhari, dan untuk wilayah Bogor menjadi tanggal 27 Juli 2021.

Menyikapi hal itu, KK dengan santai menghadapinya tentu berbagai persiapan terus diselesaikan, tentu saja si anak santai karena memang udah keukueh ingin pesantren. satu sisi, sang orangtua terus “tergerus” oleh rasa mulai-mulai sedih, ya betapa tidak, untuk kedepan anak kecil yang biasa hanya dirumah akan berpisah jauh dengan kami berdua.

Kami terus teringat, masa-massa kecil mulai dari bayi hingga perkembangan umurnya dengan berbagai foto dan video yang kami miliki. Serasa tak percaya, bayi kecil itu kini mulai beranjak besar dan sudah bisa memilih sendiri keinginannya, anak manja yang hanya main dirumah paling jauh kerumah neneknya yang jaraknya hanya 5 menit itu berani untuk hidup jauh dari ayah bundanya, anak gadis yang malas makan nasi dan banyak makan fastfood ini berani makan-makanan yang pastinya akan berbeda dengan yg biasa dia makan, dan anak gadis yang biasanya main HP dikala waktu sengggangnya ini mau meninggalkan HP nya yang dia beli dengan menabung, dan anak gadis yang idolnya BTS ini mau meninggalkan itu semua, DEMI ingin PESANTREN. Subhanallah hanya kata itu yang bisa kami ucapkan…

Dua hari sebelum, keberangkatan  KK pamitan dengan neneknya, saudara-saudara di rumah neneknya, dan seperti biasa tangisan dan kesedihan menyelimuti itu semua, apalagi neneknya yang hamper setiap harinya Bersama KK tak bisa membendung rasa sedihnya.

Akhirnya, waktu yang ditentukan itu tiba. 27 Juli 2021 kami mengantarkan Cetta Khanza Rafany menuju ke Pondok Pesantren As-Sa’idah Kampung Selawi Desa Caringin Kulon Kec Caringin Kabupaten Sukabumi. Kedatangan kami langsung disambut, para santri dan petugas administrasi kedatangan santri. Kedatangan kami memang lebih awal karena kami berangkat tepat jam 06.00 WIB dari Bogor karena masih ada aturan ganjil genap di Kota Bogor dan tiba di Pesantren jam 9.00 WIB.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya kami diterima langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren As-Sa’idah Dr. Aceng Abdul Aziz Bersama beberapa Assatidz.

“Kami mengucapkan selamat datang di Pondok Pesantren kami, dan mohon maaf jika penerimaan santri tahun ini berubah-berubah karena suasana pandemic dan kita mengikuti aturan pemerintah,” kata Dr. Aceng mengawali penerimaan santri.

Dr. Aceng pun mengungkapkan, jika tahapan masuk Ponpes As-Sa’idah cukup ketat dan proses pembelanjaran di Pesantren ini pun cukup berat, untuk itu mohon Kerjasama orangtua santri dengan para pengasuh agar tujuan dari para orangtua dan pesantren bisa sama-sama terwujud.

“Jadi, kami mohon Kerjasamanya dengan para orangtua, karena pesantren dikami jadwalnya padat. Jadi, jangan banyak izin, ditengok ataupun ada kegiatan-kegiatan lainnya. Karena nanti ada jadwalnya, sekali lagi, ini demi kebaikan kita Bersama,” imbuhnya.

Proses serah terima santri pun selesai, tentu detik-detik ini yang kami tidak kuat. Karena dengan proses itu, kami pun harus berpisah dengan putri tercinta kami. Bisa ditebak, keluar aula sambal mengiringi perjalanan putri kami ke kamar pondoknya tetesan air mata pun tak terbendung, sampai akhirnya dipintu ruangan santri putri tiba, sekali lagi, kami harus benar-benar melepas mu NAK, tangis ayah bundamu pun pecah. Selamat menimba ilmu anaku, sing sehat geulis, sing tabah, sing sabar, tapi kami juga harus ikhlas melepasmu karena ingin belajar ilmu agama, insyallah Allah mudahkan jalan ILMUmu, hanya doa terbaik untukmu Sayang. (*)

edukasi
Comments (0)
Add Comment