Oleh : Tina Haryati,M.Pd, Guru MTsN 5 Karawang
Kepemimpinan pancasila adalah kepemimpinan yang berkeTuhanan Yang Maha Esa, menjungjung tinggi nilai-nilai kemanuasian, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, berprinsip demokrasi dan keadilan sosial.
Pertama pemimpin yang takut akan Tuhan (Khouf). Pemimpin yang memiliki rasa takut (Khouf) kepada Alloh SWT memiliki kesadaran diri bahwa jabatan yang ia miliki adalah amanah dari Alloh, harus dilaksanakan sesuai aturan Allah, dan siap untuk dipertanggung jawabkan dihadapan Alloh SWT. Pemimpin yang takut kepada Allah tidak akan membuat kebijakan yang bertentangan dengan aturan Allah, tidakpula semena-semena memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau hanya golongan tertentu. Sikap takut (khouf) akan Tuhan ini dimiliki oleh setiap pemimpin yang pancasilais.
Kedua, pemimpin yang menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sejak jaman dahulu bangsa Indonesia sangat dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai harmoni moral sosial dan penghormatan terhadap sesama manusia. Tetap menjungjung tinggi local wishdom dalam tatanan kehidupan yang berkedilan sosial. Pemimpin yang pancasilais akan berlaku adil dan lembut, tidak zholim dan juga tidak kasar. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Karakter pemimpin yang dapat berlaku adil dan lembut mendapatkan tempat yang istimewa di sisi Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
Lebih utamanya manusia di sisi Allah derajatnya di hari kiamat itu seorang pemimpin yang adil yang lemah lembut (memiliki kasih sayang). Dan seburuk-buruk hamba di sisi Allah derajatnya di hari kiamat yaitu pemimpin yang zalim yang kasar. (HR. Thabarani).
Ketiga, pemimpin pemersatu bangsa. Sebagaimana diungkapkan Mahfud MD bahwa Indonesia adalah laboratorium pluralisme karena kemajemukan yang dipersatukan mencakup ribuan pulau-pulau dengan berbagai kekayaan alam (geografi) serta manusia dengan berbagai ikatan primodial dan budayanya (demografi). Oleh karenanya pemimpin bangsa ini harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, mencintai persatuan dan kesatuan, menjadikan perbedaan sebagai kekayaan bangsa. Tidak condong pada satu entis atau golongan tertentu, tidak membeda-bedakan satu dengan lainnya, pemberani dan tepat mengambil sikap serta serta memiliki komitmen yang kuat dalam menjaga keutuhan NKRI.
Keempat, berprinsip demokrasi. Mau mendengarkan asprasi rakyat. Sebagaimana nilai kerakyatan yang ada pada sila keempat, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Mencintai rakyat yang dipimpinnya sehingga kepentingan rakyat menjadi prioritas diatas kepentiingan lainnya, apalagi kepentingan pribadi dan golongan tertentu. Musyawarah mufakat menjadi solusi dari banyak perbedaan yang dihadapi. Bijaksana dalam menyelesaikan persoalan bangsa. Kebiasaan musyawarah ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana tergambar dalam hadist riwayat Abu Hurairah RA, ia berkata:
“Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling sering melakukan musyawarah selain dari Rasulullah SAW,” (H.R. Tirmidzi).
Kelima, pemimpin yang adil. Dimanapun, kapanpun, organisasi sebesar apapun pemimpin yang adil selalu diimpikan. Seorang pemimpin yang dapat menegakan keadilan jauh akan membersihkan bumi daripada hujan selama 40 hari. Sebagaimana yang dipesankan Rasulullah SAW:
Sehari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun, dan satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan 40 hari” (HR Thabrani, Bukhari, Muslim, dan Imam Ishaq).
Keadilan selalu beriringan dengan bijaksana. Karena keadilan tanpa kebijaksanaan adalah mustahil. Ukuran berlaku adil adalah proporsional, meletakkan sesuatu pada tempatnya atau sesuai kebutuhan. Seperti rasa adil yang diberikan orang tua terhadap anaknya, bukan berarti sama rata. Penilaian mengenai keadilan tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang diterima sebagai akibat keputusan tertentu, tetapi juga pada proses atau bagaimana keputusan tersebut dibuat.
Kepemimpinan berbasis nilai-nilai pancasila, merupakan gaya kepemimpinan yang diharapkan ada pada semua tatanan pemerintahan bangsa Indonesia, pemimpin yang berkarakter sesuai ideologi bangsa. Selamat Hari Lahir Pancasila, I Juni 1945 semoga bangsa ini selalu dipimpin oleh pemimpin yang beriman, berperikemanusiaan, berjiwa nasionalisme, berprinsip demokrasi dan berkeadilan sosial. (*)