Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Kecamatan Leuwisadeng menggelar Kembali diskusi untuk bertukar gagasan dan menambah bahan menjelang Silaturahmi Kerja Satuan (SILAKSAT) Februari mendatang. Kegiatan diskusi ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Mama Bakrie Sadeng pada hari Sabtu, (28/01/2023).
Kegiatan yang bertemakan Problematika Pemimpin Muda Dalam Menyongsong Bonus Demografi 2030 ini berjalan lancar dan mengundang beberapa Organisasi yang ada di Kecamatan Leuwisadeng seperti MUI, NU, PUI dan KNPI. Yang menjadi tambah menarik dan asik kegiatan ICMI Orsat Leuwisadeng kali ini yaitu pemateri yang berhasil memapah pikiran para anggota ICMI untuk bersiap-siap dengan datangnya situasi bonus demografi yang kemungkinan efeknya bukan mengarah ke yang baik-baik saja. Beberapa pemateri yang hadir dalam kegiatan diskusi ini adalah Aep Saepudin Muhtar (Gus Udin) selaku ketua tim percepatan Pembangunan Kabupaten Bogor, M. Rizky selaku Dewan Penasehat ICMI Orda Bogor Barat dan H. Didin Hafiduddin selaku Ketua Apdesi Kecamatan Leuwisadeng.

Ketua ICMI Orsat Leuwisadeng, Dede Fahruroji mengatakan bahwa kegiatan diskusi ini di dasari ketidak mampuan ICMI Orsat Leuwisadeng berpikir sendiri, maka dari itu diadakanlah forum diskusi untuk menggali potensi gagasan yang nantinya akan di tuangkan pada program ICMI. Tak hanya itu, kegiatan ini juga untuk mempertemukan para tokoh intelektual Kecamatan Leuwisadeng yang sebelumnya ada yang belum saling kenal.
“Tak ada gading yang terletak, meskipun kita belum ada program karena belum mengadakan Silaksat, tapi ya berjalan saja. Semoga dengan beberapa landasan tadi, kita mendapatkan manfaat dan barokah.” Kata Dede.
M. Rizky juga mengatakan, bahwa Bonus demografi adalah keuntungan ekonomi yang didapat suatu negara karena banyaknya jumlah penduduk usia produktif. Menurutnya hal ini harus selalu di pantau dan diwaspadai karena efeknya bukan hanya menjadi manfaat, tapi bisa juga bencana. Bencana yang di maksud bisa seperti angka pengangguran yang sangat melonjak.
“saat ini ada kurang lebih 59.000 kasus pernikahan dini di pengadilan dan Trend yang sedang ramai mengarah ke hal-hal sindrom asal-asalan. ini bisa jadi salah satu penyebab yang akan berdampak pada bonus demografi mendatang. Maka dari itu kita harus mencetak generasi muda melalui aktual dan intelektual, kualitas Pendidikan harus ditingkatkan.” Ucap Rizky.
Sedangkan Gus udin mengatakan keterkaitannya bonus demografi ini dengan rovolusi industri, menurutnya hal ini bisa menjadi salah satu titik fokus dan titik kritis Ketika membahas tentang bonus demografi, karena seperti yang terlihat sekarang fenomena-fenomena yang cenderung masyarakat, khususnya anak muda itu jauh dari hal-hal yang berpikir tentang gagasan.
“Imam Ghazali mengatakan bahwa manusia itu terbagi kedalam 3 jenis; Orang besar bicara gagasan, Orang sedang bicara apa kata orang dan Orang kecil adalah orang yang sering menggunjing atau sering membicarakan keburukan orang lain.” Ucapnya.