News, Education & Lifestyle

Menggapai Itqun Minan Nar di 10 Ramadhan Terakhir

213

Oleh KH. Bundari Abas

Pimipinan Ponpes Raudhatul Falah Al Hasanah/Rois Syuriah PCNU Kab. Bogor

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Allah telah memberikan kita kesempatan untuk bisa berpuasa dibulan Ramadhan ini, mengapa demikian, masih banyak diantara kita yang belum berkesempatan untuk beribadah secara penuh dibulan suci ini.

Ramdhan menjadi bulan pembuktian setiap hamba untuk ikhlas dan tulus menjalani puasa selama sebulan penuh, karena sebagaimana banyak Riwayat yang mengungkapkan tentang keagungan bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut bahwa puasa Ramadhan terbagi tiga bagian, yaitu bagian pertama rahmat (kasih sayang), bagian kedua maghfirah (pengampunan), dan bagian ketiga adalah itqun minan nar (pembebasan dari api neraka).

Dengan tiga kriteria ini maka jelas, kita sebagai hamba yang beriman sudah bisa merencanakan bagaimana kita Menyusun strategi atau mengisi bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Dua fase awal telah kita lalu, suka dan duka tentu mewarnai perjalanannya, karena setiap diri kita meyakini bahwa Ramadhan memiliki cerita tersendiri bagi setiap yang menjalankannya, karena setiap orang muslim yang menjalankan ibadah puasa maka dirinya telah menyempurnakan rukun islam yang memang menjadi keyakinannya. Sebagaimana sebuah  hadist “Islam dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa ilaaha illallaah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan dan berhaji ke baitullah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, dan lafaz ini milik Muslim].

Tak hanya, berpuasa juga menjadi kwajiban yang ditentukan Allah Swt sebagaimana disebutkan dalam Al Quran “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Al-Baqoroh: 183].

Perintah-perintah diatas tentu menjadi tuntunan kita bersama menjalani Ramadhan dengan berbagai syariat yang ditentukan, kini fase ketiga kita masuk yaitu 10 hari terakhir di ramadhan. Tentu sayang jika dilewatkan begitu saja, sebagaimana  Dari Ummul Mukminin, Aisyah ra juga menceritakan tentang kondisi Nabi saw. ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan: “Beliau jika memasuki sepuluh hari terkahir Ramadhan, mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” Oleh karena itu mari kita optimalkan waktu yang tersisa ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah Swt.

Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan sangat istimewa. Ini adalah malam yang Nabi Muhammad Saw menghabiskan waktunya untuk beribadah. Di antaranya adalah karena Nabi berharap akan dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari pada seribu bulan. Nabi menggunakan masing-masing hari untuk memperkuat ibadah beliau. Nabi mengerahkan segala yang ada dalam dirinya untuk beribadah selama 10 malam itu melebihi malam-malam yang lain. Sebagaimana hadis dari Aisyah ra, Ia berkata: “Selama sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi memperketat ikat pinggangnya dan menghabiskan malam dalam ibadah. Dia juga membangunkan keluarganya..” (HR. Al-Bukhari).

Dari penjelasan hadist diatas kita bisa menempuh jalan sebagaimana yang dilakukan rosulullah untuk meraih Itqun Mina Nar ini. Karena ini menjadi harapan kita tentunya, karena  api neraka merupakan hukuman yang sangat pedih bagi seorang muslim. Sebagaimana penjelasan “Dari Abu Hurairah ra, Rasullah Saw bersabda., “Api neraka tekah dipanaskan selama seribu tahun sampai ia memerah, kemudian dipanaskan lagi selama seribu tahun hingga memutih, kemudian dipanaskan lagi seribu tahun hingga menghitam seperti malam yang gelap gulita.” (HR. Tirmizi & Ibnu Majah).

Oleh karenanya, di 10 terakhir Ramadhan ini penulis mengajak untuk Kembali menghidupkan banyaknya amalan sehingga bisa terbebas dari api neraka dengan berbagai kegiatan diantaranya : melakukan qiyamul lail, berpuasa sesuai tuntunan, tilawah dan tadarus Alquran dengan tadabbur, berdoa, zikir, memperbanyak istighfar, muhasabah diri, perbanyak sedekah serta amalan ma’ruf lainnya untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Semoga kita bisa meraih ridha Allah SWT sehingga seluruh amalam Ramadhan kita Allah terima dan menjadikan kita sebagai golongan hamba bertaqwa. Sungguh sepuluh hari terakhir Ramadan adalah waktu yang spesial, tapi bagi Allah yang lebih spesial lagi adalah amal kita di dalamnya. Wallahu a’lam bishshawab.

“Ya ayyuhalladzina amanu kutiba alaikumu-shiyam, kama kutiba ‘alaladzina min qablikum la’allakum tattaqun.” Yang artinya: “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183).

“Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Leave A Reply

Your email address will not be published.